KRISTAL HITAM DI HATIKU
“Teriknya matahari seakan
membumihanguskan jagat raya . Pemanasan global yang tak henti-hentinya , seolah
menyampaikan pesan penghuninya . Duniamu menangis , apa yang aknan lakukan , bagaimana dengan moralmu ,
apakah sudah merasa sempurna , hatimu
sudah bersih dan tak peduli atas apa yang dikaruniakan kepadamu, salah , buanglah pikiran-pikiran seperti itu ,
lalu malaailah dari diri sendiri dan dari hal yang paling kecil.
hhuuufffftt,,,,,-----
Aku
menghela nafas panjang ,kemudian menghembuskannya perlahan-lahan . Aku mulai merenung kata-kata
itu selalu terngiang di pikiranku . Tentang duniaku, tentang pribadi ku dan
tentang orang – orang yang berada di sekitarku. Terkadang aku menangis ,
tersenyum , dan bahkan seperti orang gila. Pikiranku melayang – layang mencari
sebuah jawaban yang pasti, lelah dan sangat lelah , akupun kembali
kepada-Mu dan bertanya : Ya Robb apa
yang terjadi dengan diriku saat ini .
Piiippp,,,,….. ppiiiippp
Astagfirullah hal adzim , tiba-tiba
terdengar suara keras yang memecah keheningan dan menghentikan lamunanku .
Tak terasa aku sudah sampai
disebuah sekolah swasta. Aku pun bergegas turun dari bis dan melangkah memasuki
gerbang PPM AL-IKHLASH . Subhanallah, mungkin inilah jalan yang terbaik untukku
. Di pondok ini aku akan membuka lembaran baru , semoga lingkungan yang baru
ini membantuku melupakan masalaluku yang begitu menyakitkan. Aku selalu
berusaha menenangkan hatiku, aku yakin Allah selalu bersama orang-orang yang
sabar.
Ukhtii ……
ukhtii ……. ukhtii
Suara seorang santriwati
menghentikan lamunanku , aku pun menoleh sambil berlari-lari kecil dia
menghampiriku , aku jadi ingat bahwa mahkota sebuah pesantren adalah bahasa
asing.
Percakapandengan
Fatimah membuat hatiku sedikit lega, dan beban dihati terasa berkurang. Semoga
hal ini merupakan awal yang baik untuk beradaptasi I pondok ini.
Dengan tenang aku
berjalan keasrama putri . semua orang memberi salam dan mengucapkan selamat
datang kepadaku . Senyum yang menghiasi wajah mereka memberikan keteduahan dan
ketenangan bagi siapa saja yang memandangnya, inilah cerminan dari sebuah
pesantren.
***
Setelah menaiki
beberapa anak tangga , terlihat sebuah ruangan bersih yang berukuran 4 x5 m ,
dengan beberapa lemari kecil , meja, kursi dan lain-lain. Inilah kamarku .
pakaian yang ada di koperku segera aku susun satu persatu kedalam lemari.
Setelah itu aku mengambil handuk dan bergegas menuju kekamar mandi ,
lalu kemudian bersiap siap ke mesjid.
Sejenuk aku merenung
di mesjid apa yang pertama kali harus aku lakukan,,,, tapi beberapa menit
kemudian seseorang berteriak (ayo makan ). Akupun tersenyum beginilah kehidupan
pesantren. Seorang ustadzah menyadari kehadiranku. lalu dia menghampiriku dan
memberikan beberapa nasihat :
(jangan putus asa sesungguhnya
Allah bersama orang-orang sabar )
Aku kembali bersujud , merintih , mengadu kepada sang Khaliq. Ya
Robb,,,,,Ya Robb. Jagalah hamba dari mara bahaya dari orang – orang yang berhati
iblis, dari dengki dan fitnah-fitnah kejam orang-orang kafir.
***
Tak terasa, sudah
hampir satu tahun aku berda di pondok ini . Beberapa hari lagi kita akan
memasuki bulan yang penuh rahmat yaitu
bulan Ramadhan.
Bagian perizinan memutuskan
untuk memberikan izin kepada penduduk pesantren selama 10 hari. Walaupun hanya
10 hari tapi kesempatan ini merupakan hal yang tak ternilai harganya .
Keeseokan harinya semua santri
dan Pembina berkemas – kemas untuk kembali kekampung halaman masing-masing.
Begitu pun dengan ku . Tapi entah kenapa hatiku terasa galau, Ya Robb
tanangkanlah hati hamba. berkali –kali aku menghela nafas panjang dan
menghembuskannya perlahan- lahan .
Setelah mensengar beberapa
nasihat dari pimpinan pondok , seluruh santri berggegas meninggalkan pondok ,
menuju kekampung halamnnya masing-masing . Akup pun demikian , setelah
merapikan barang menuju gerbang utama. Teriknya matahari membuatku harus
menutupkan kain di wajahku.
Tiba-tiba seorang laki-laki
menghampiriku :
Laki-laki
tersebut mempekenalkan namanya. Azam, nama yang tdak asing bagiku,akupun
menoleh, serasa dunia menghujam ku. dialah orang yang selama ini mengusik
pikiran ku, membuyarkan konsentrasi ku, dan menanamkan lukka yang begitu dalam.
Aku segera menghindar dengan alasan banyak urusan.
***
……(masa-masa
di pondok)……
Saat itu aku duduk di kelas XII
SMA . Sebagai seorang wanita normal diam-diam aku telah menyimpan perasaan
kepada salah seorang santriwan. Perasaan itu tumbuh sejak aku duduk di kelas
dua SMP, aku selalu berusaha untuk menyembunyikannya ,aku takut jikalau semua
orang menertawakanku.
Setelah beberapa minggu , aku
dan teman-temanku pergi ke pasar belanja, tiba-tiba hp ku berdering tanda panggilan masuk, Awalnya aku
tidak menghiraukannya, tapi tak henti-hentinya orang itu menelfon .
Sejenak dia
menarik nafas panjang…………………….
“
Sebenarnya hal ini merupakan tantangan bagiku , Aku sadar aku bukanlah pria
yang sempurna . Tapi akutak bisa untuk terus memendam perasaan ku ini. Hari ini
aku mencoba menjelaskan kepadamu . Tentang persaan ku yang selama ini ku
pendam. Jujur saja aku menyimpan perasaan sama kamu sejak kamu duduk di kelaas
1X SMP. Aku selalu berusaha untuk memendamnya tapi hal itu semakin membuatku
tersiksa. Hal itu membuat jiwaku tak tenang. Aku merindukan seorang malaikat
yang akan menemaniku dikala suka maupun duka , Dalam sujud aku berdo’a Ya, Robb
hilangkan lah perasaan ini dari hatiku , perasaan ini terus menyiksaku , tapi
justru sebaliknya kekagumanku kepadamu semakin besar . Hal inilah yang membuat
ku berterus terang kepadamu Aku ingin kau menjadi seorang dokter yang akan
mengobati hati ku yang telah rapuh, dan
menjadi orang yang mengembalikan semangatku.
Aku
langsung mematikan ponselku.
Keesokan harinya aku berangkat kesekolah dengan
hati yang berbunga-bunga, oh Tuhan ,apakah ini jawaban dari do’a ku. tiba-tiba salah
seorang temanku menarik lengan ku dan membawaku kekelas, aku bingung kenapa
semua orang tanpak bahagia, apakah mereka merasakan kebahagiaanku.
Sesampainya dikelas, shabat ku itu langsung
memelukku sambil terisak, aku bingung dengan sikap mereka, lalu mereka bicara
dengan nada yang sangat lembut kepadaku.
aku hanya tersenyum . Ternyata azam sudah punya
pacar . Untuk menyembunikan kesedihan ku , aku mengajak mereka ke kantin. yah
itulah aku. ketika mendapat masalah aku akan melampiaskannya ke makanan, tidak
heran mereka menyebutku gentongg berjalan.
***
Hari-hariku terasa hambar
selama di pondok hanya sedikit sakit melihat azam dan reina
yang telihat begitu bahagia , mereka memang pasangan yang sangat serasi, aku
yakin Tuhan punya rencana yang lebih baik.
(keesokan
harinya….)
tut…..tut….tut…..tut….tut
bunyi
alaram membuatku terbangun , waktunya shalat shubuh .
Tak tersa jam telah menunjukan pukul 07.30 .
untuk menikmati masa liburan sebelum pengumuman kelulusan aku berjalan-jalan di
taman. Tiba – tiba ada segerombol laki-laki yang datang menghampiriku, Aku
tidak apa-apa lagi. setelah aku sadar, aku kaget berada di tempat yang pengap
dan gelap, hanya ada seorang gadis yang terikat di kursi. Aku mengambil pisau
yang berada di dekatku untuk membebaskan gadis tersebut.
BBBRRRAAAAkkkk
Terdengar sesorang yang mendobrak pintu, ternyata
azam dan teman-teman reina, dan secara bersamaan reina sadar dan menuduhku
ingin membunuhnya. Aku tidak bisa berkata apa-apa, aku masih bingung atas kejadian yang telah menimpaku.
Aku tidak habis fikir sepertinya azam percaya akan cerita rekayasa itu. Alasan
reina semakin kuat dengan adanya pisau di tanganku. aku berusaha mengelak tapi
tak satupun yang percaya denganku. Seketika tiu pula datang polisi dan
membawaku. seolah-olah aku orang ling-lung belum memahami apa yang sebenarnya
terjadi, aku hanya berusaha mengelak tapi tak satu pun yang percaya denga
alasanku.
Dengan penuh amaarah orang tua reina datang dan
menamparku di depan kedua orang tua ku. beliau juga mengancam akan membawa
kasus ini ke pengadilan. Aku hanya diam tak kuasa menahan air mata. Setelah
mereka pergi kedua orangtuaku memelukku berusaha menguatkanku dan menasehatiku
untuk terus bersabar. Aku bersyukur masih ada orang tua yang memprcayaiku, dan
Tuhan yang akan selalu menyertaiku.
Aku berada di sel tahanan selama 5 hari, tapi
anehnya tiap hari ada orang yang berusaha menghiburku dengan mengirim
pesan-pesan lucu, dia hanya mengatakan bahawa dia adalah penggemar rahasia ku.
Di juga berjanji akan berusaha membantuku.
Adikku juga datang menjengukku , tapi dia
datang dengan tangisan yang menyayat hati, dia langsung memelukku, setelah aku
berusaha menenangkannya aku pun bertanya apa yang terjadi, sambil terisak adiku
menjawab, ayah dan ibu ku kecelakaan saat mencari bukti tentang kasus ku.
Aku merasa dunia tidak memihak kepadaku, Aku
meras tuhan tidak adil. Apakh ini balasan dari alat malam ku, dari ketaatan ku,
dari keimananku kepadamu, aku berteriak sekeras-kerasnya Tuahn tidak adil, apa
salahku.?
Aku segera meminta izin dan berlari kerumah sakit.
Aku mendapati kedua orang tua ku dalam keadaan kritis, dokter menyarankan
untuk segera melakukan operasi, aku
menyetujuinya tapi membutuhkan dana yang samngat banyak. Aku berjanji akan
melunasinya tapi sepertinya pihak rumah sakit tidak menghiraukan ku. Aku segera
masuk menemui ayah dan Ibuku, Aku memeluk mereka dan memohon maaf atas semua
kesalahanku, mereka hanya berpesan beberpahal, “jadilah wanita sholehah yang
seutuhnya, jaga adikmu, Tuah hanya menguji ketaatanmu, Bersabarlah nak, semua
pasti ada hikmahnya”. Saat itulah hembusan nafas terhir kedua orang tuaku, aku
begitu hancur,tak tahan menahan air mata, dadaku terasa sangat sesak, pakah ini
hukuman, ataukah karam, tspi apa salahku Tuhan
***
Hari ini sidang pertama, aku tidak tau harus
berbuat apa, akut tidak punya siapaa-siapa lagi , hanya seorang adik yang juga
masih SMP. Aku benar-benar tidak punya harapan, munkin penjara lebiha baik
bagiku dari pada hidup bebas dengan manusia yang hanya mementingkan egonya,
dengan dunia yang hanya melihat kasta seseorang, tapi disisi lain ada adikku
yang menunguku, berharap akan kebebasanku.
Aku cemas, siapa yang merawatnya, apakah dia
makan hari ini, adikku tidur dengan siapa, apakah besok adikku akan makan?,
dari mana dia akan mendapatakan itu?, Pertanyan itu sangat mengusik pikiranku.
Ya Allah engkau Maha segala, hamba tau ,hamba jauh dari ketaatan kepadamu,
hamba jarang mensyukuri nikmatmu dan lalai dala beribadah kepadamu, dengan
penuh kerendahan hati hamba memohon bantuanmu ya Allah.
Sidang
pun dimulai, reina mendekatiku sembari berbisik
“semua orang meninggalkanmu, bahkan azam pun cinta pertamamu adlaha
pacarku, pasti dia akan memihak kepadaku, bersabarlah di penjara, jangan
cemaskan adikmu, aku akan memberinya makan, dengan menjadi pembantu di rumahku”.
Aku hanya bisa tgersenyum pasrah dan terus
berdo’a akans suatu keajaiban.
Aku benar-benar terbukti bersalah, entah
bagaimana mereka merekayasa bukti-bukti itu. Aku dipenjara selama 5 tahun,, aku
hanya bisa meneteskan air mata, adikku pingsan dan terus menangis.
Selang beberapa waktu tiba-tiba seseorang
datang mengaku sebagai pengacaraku, aku sama sekali tidak mengenalnya, dia
memintang banding kepada hakim, lalu hakim bertanya apakah dia punya bukti yang
kuat?. orang asing tersebut hanya menunjukan sebuah kaset hasil rekaman CCTV.
Raut wajah reina berubah, sepertinya dia sangat cemas.
Maha Besar Allah, aku langsung sujud syukur,
CCTV tersebut membuktikan semuanya. Timakasih Tuhan.
Setelah sidanga Aku menemui perempuan tadi,
untuk berterimakasih dan menayakan identitasnya. Ternyata dia adlah kakak Azam
yang sengaja mengambil cuti untuk mengurus kasusku. Akupun berterimakasih
kepadanya, tapi justru dia mengajakku dan adikku makan siang bersama di sebuah
restoran mewah.
Aku kembali berterimaksaih kepadanya, dia hanya
tersenyum dan menyuruhku berdiri. Aku heran mengapa dia mengajakku kerestoran
untuk makan siang tetapi suasananya seperti
sebuah pesta. ,,,
Komentar
Posting Komentar